Iklan

terkini

Driver Online Unjuk Rasa, Diduga Akibat Vendor Maxim Kolaka Berbuat Semena-mena

9/07/25, 15:43 WIB Last Updated 2025-09-07T22:33:13Z

Driver online Kolaka unjuk rasa dengan melepas stiker Maxim di Alun-alun 19 November Kolaka, Kamis (4/9/2025).


Driver Maxim di Kolaka unjuk rasa dengan mencabut stiker Maxim dari kendaraan mereka.


Langkah ini merupakan bentuk protes keras terhadap dugaan tindakan semena-mena yang dilakukan vendor lokal Maxim Kolaka.


Driver yang tergabung dalam Aliansi Driver Lokal Kolaka menilai vendor bersikap arogan, otoriter, dan kerap mengintimidasi, baik verbal maupun non verbal.


“Pihak vendornya ini bukan dari Kolaka. Mereka tidak pahami kondisi yang terjadi di daerah kita. Buktinya sekarang jumlah driver Maxim Kolaka sudah di atas 100 orang, sementara data kami miliki, jumlah orderan per hari secara keseluruhan hanya 700-800,” kata salah satu anggota aliansi, inisial H, kepada Info Viral Kolaka di Alun-alun 19 November Kolaka, Minggu (7/9/2025).


Dengan rasio itu, per driver hanya bisa mendapatkan 7-8 order per hari.


Hal itu jadi masalah utama yang disoroti driver karena rasio tidak stabil membuat pemasukan mereka menurun.


“Kalau 7-8 orderan per hari, tentu tidak sebanding dengan pengeluaran kami. Tidak terjadi pemerataan orderan. Sebab kami masih harus bayar cicilan mobil, bensin, saldo Maxim, pulsa, maintenance mobil, dan lain-lain,” jelasnya.



Hal lain disoroti adalah kewajiban membeli stiker Maxim seharga Rp360 ribu. 


Stiker ini dinilai tidak bermanfaat untuk penumpang, dan justru membuat sopir rugi lantaran dilarang masuk area bandara dan pelabuhan.


Vendor juga dianggap menggunakan sistem sesuka hati dengan memblokir akun driver secara semena-mena tanpa mendengar pembelaan dari driver.


Selain itu, berbagai pelanggaran diduga sengaja dibuat-buat vendor untuk membungkam suara driver yang memberi masukan.


“Kami sudah beli stiker Maxim senilai Rp360 ribu. Tapi pihak vendor Maxim Kolaka secara sepihak memblokir akun kami ketika ada driver yang memberi masukan,” keluh salah satu driver.


Mereka menegaskan, ini bukan kali pertama pihak vendor Maxim Kolaka berbuat semena-mena.


Kasus serupa pernah terjadi, dimana pada waktu itu Aliansi Driver sempat ingin tempuh mediasi lewat DPRD dan Pemerintah Daerah Kolaka. 


Namun niat itu diurungkan setelah vendor tempuh jalur damai dan janji akan perbaiki sistem yang bermasalah.


Sayangnya, baru tiga bulan berlalu, vendor diduga kembali langgar perjanjian dan picu kemarahan para driver.


“Kalau sudah ribut seperti ini, tentunya akan berpengaruh antara kepercayaan penumpang terhadap Maxim,” ujarnya.


Kini, para driver menuntut DPRD Kolaka segera turun tangan gelar Rapat Dengar Pendapat, dan vendor lokal Maxim Kolaka wajib dipanggil serta dimintai pertanggungjawaban.


“Suara driver adalah suara rakyat. Saatnya DPRD Kolaka hadir dan ayomi masyarakat, bukan membiarkan vendor semena-mena di tanah Kolaka,” ujarnya.


Berikut enam tuntutan yang dilayangkan Aliansi driver lokal Kolaka:

  • cabut dan ganti pengelola vendor lokal.
  • Stop perekrutan driver baru tanpa kendali.
  • Hapus kewajiban membeli stiker.
  • Hentikan pemblokiran akun semena-mena.
  • Libatkan driver dalam kebijakan tarif dan sistem.
  • Hentikan segala bentuk intimidasi. (IVK)

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Driver Online Unjuk Rasa, Diduga Akibat Vendor Maxim Kolaka Berbuat Semena-mena

Terkini

Iklan