![]() |
| Kegiatan tanam bersama pengembangan teknologi budidaya padi produksi tinggi dan berkelanjutan PT Vale Indonesia Tbk di Desa Puubunga, Kecamatan Baula, Kabupaten Kolaka, Minggu (23/11/2025). |
KOLAKA — PT Vale Indonesia Tbk menegaskan komitmennya untuk berkontribusi pada ketahanan pangan nasional melalui integrasi sektor pertambangan, riset, dan program strategis pemerintah.
Hal itu disampaikan Direktur sekaligus Chief Sustainability and Corporate Affairs Officer PT Vale, Budiawansyah, dalam kegiatan Tanam Bersama Pengembangan Teknologi Budidaya Padi Produksi Tinggi dan Berkelanjutan PT Vale Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa.
Kegiatan itu diselenggarakan di Desa Puubunga, Kecamatan Baula, Kabupaten Kolaka, pada hari Minggu (23/11/2025) pagi.
Dalam sambutannya, Budiawansyah menyatakan bahwa industri pertambangan tidak boleh berdiri sendiri, tetapi harus memberi manfaat langsung bagi masyarakat, termasuk dalam sektor pangan.
“Beberapa waktu lalu kami diminta bagaimana industri tambang bisa hadir dalam ketahanan pangan. Sebenarnya tidak perlu bingung — inilah salah satu program yang harus digalakkan,” ujar Budiawansyah.
Ia mengungkapkan bahwa PT Vale kini menyiapkan kebijakan baru pengelolaan wilayah pascatambang.
Jika sebelumnya fokus pada revegetasi, ke depan perusahaan memastikan tanaman yang dibudidayakan harus memiliki nilai manfaat bagi warga sekitar.
“Bukan hanya menanam pohon. Apa yang ditanam harus bisa memberikan kemanfaatan bagi masyarakat. Fungsi ekosistem sosial harus masuk dalam konsep pascatambang,” tegasnya.
Menurutnya, pendekatan ini diharapkan mampu menjadikan wilayah pascatambang tidak hanya pulih secara ekologis, tetapi juga menjadi pusat produksi pangan dan aktivitas ekonomi masyarakat.
![]() |
| Penyerahan bantuan pupuk dan benih kepada kelompok tani di Desa Puubunga, Kecamatan Baula, Kabupaten Kolaka, Minggu (23/11/2025). |
Bupati Kolaka: Tambang Harus Maju, Petani Juga Maju
Bupati Kolaka, Amri, yang turut hadir pada kegiatan tersebut, menekankan pentingnya menjaga kearifan lokal di tengah perkembangan industri pertambangan.
“Kita ingin tambang maju, tapi petani juga harus ikut maju. Jangan sampai tambang hadir lalu menghilangkan sektor yang sudah menjadi warisan leluhur,” ujarnya.
Amri juga meminta perusahaan, khususnya PT Vale dan para mitra, untuk memperkuat pemberdayaan tenaga kerja lokal serta membantu petani yang terdampak banjir akibat luapan irigasi.
Kemenko Pangan Uji Enam Varietas Unggul di Kolaka
Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian Kemenko Pangan, Widiastuti, menyoroti persoalan mendasar produktivitas pangan nasional: ketidakmerataan distribusi benih unggul.
“Benih unggul itu ada, tetapi penyebarannya belum merata. Ini berdampak pada produktivitas nasional yang masih rendah,” kata Widiastuti.
Dalam kegiatan di Kolaka, Kemenko Pangan bersama PT Vale dan para peneliti melakukan uji tanam enam varietas unggul, baik di lahan organik maupun konvensional.
Tujuannya untuk menentukan varietas paling cocok dan produktif bagi wilayah tersebut.
Hasil uji akan diumumkan saat panen mendatang.
“Kami berharap kegiatan ini menjadi percontohan nasional dan bisa direplikasi di desa-desa lain,” ujarnya.
Widiastuti menegaskan bahwa ketahanan pangan tidak mungkin dicapai bila setiap pihak bekerja sendiri-sendiri.
“Tidak mungkin Kemenko Pangan berjalan sendiri, begitu juga pemerintah daerah, perusahaan, dan masyarakat. Semua harus bersinergi,” katanya.
Ia menutup sambutannya dengan pesan bahwa kegiatan di Kolaka merupakan awal dari kerja bersama yang lebih luas.
“Ini bukan akhir, melainkan awal. Kami siap menindaklanjuti bersama pemerintah daerah dan PT Vale agar semua potensi desa dapat diberdayakan.” tutupnya. (nov)

