
![]() |
Anggota DPR RI Komisi IX, Ahmad Safei (kiri) didampingi Lurah Balandete Kabupaten Kolaka, Irwan T (tengah) saat diwawancarai sejumlah awak media, Selasa (7/10/2025). |
KOLAKA -- Anggota DPR RI Komisi IX, H. Ahmad Safei, mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Kolaka untuk aktif melakukan pengawasan terhadap pengelolaan Program Makanan Bergizi (MBG). Ia menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat agar pelaksanaan program tersebut berjalan sesuai standar dan memberi manfaat maksimal bagi anak-anak penerima.
Dalam kegiatan sosialisasi MBG yang digelar di Kelurahan Balandete Kabupaten Kolaka, Selasa (7/10/2025), Ahmad Safei menegaskan bahwa dinamika dalam pelaksanaan program adalah hal yang wajar mengingat banyaknya penerima layanan. Namun, ia meminta agar setiap persoalan atau kekurangan yang ditemukan disampaikan melalui jalur komunikasi yang tepat.
“Kalau ada yang kita rasa kurang baik, tolong segera disampaikan. Bisa langsung berkomunikasi dengan Pak Lurah atau Pak Kadis untuk dilakukan evaluasi terhadap dapur itu,” ujar Ahmad Safei.
Ia mengingatkan masyarakat agar tidak langsung mendatangi dapur atau tempat pengelolaan makanan untuk menghindari kesalahpahaman di lapangan. “Silakan sampaikan melalui lurah, nanti diteruskan ke dinas terkait. Evaluasi cepat boleh dilakukan, tapi tetap dengan cara yang baik,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ahmad Safei mengungkapkan bahwa di Kabupaten Kolaka akan dibangun 27 dapur MBG yang dikelola oleh para Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). Saat ini, terdapat 26 anak Kolaka yang tengah menempuh pendidikan SPPI dan dipersiapkan untuk menjadi pengelola dapur tersebut.
“Anak-anak SPPI inilah yang nantinya akan menjadi kepala dapur di seluruh titik yang akan dibangun. Mereka sedang kita siapkan agar bisa menjalankan pengelolaan dengan baik dan sesuai prosedur,” jelasnya.
Selain aspek kesehatan, Safei juga menyoroti dampak ekonomi dari program MBG. Ia memaparkan bahwa setiap dapur akan membelanjakan sekitar Rp30 juta per hari untuk kebutuhan bahan makanan seperti ikan, sayur, rempah, beras, dan telur.
“Coba bayangkan, 27 dapur kali Rp30 juta, berapa besar perputaran uang yang terjadi setiap hari. Ini peluang besar bagi masyarakat lokal,” ujarnya.
Karena itu, ia mendorong agar pasokan bahan makanan didatangkan dari petani dan pelaku usaha lokal, bukan dari luar daerah. Menurutnya, hal ini bisa memperkuat ekonomi masyarakat sekitar.
“Sayur, ikan, ayam, dan kebutuhan dapur lainnya sebaiknya dari warga sekitar. Jangan dari luar. Ini potensi ekonomi yang besar, manfaatkan,” tegasnya.
Di akhir sambutannya, Ahmad Safei juga mengingatkan agar bahan makanan yang digunakan tetap segar dan sesuai standar keamanan pangan. Ia menegaskan bahwa bahan seperti ikan, ayam, dan sayuran sebaiknya dimasak maksimal dua hari setelah dibeli untuk menghindari risiko keracunan.
“SOP-nya jelas, semua bahan harus segar. Paling lama dua hari baru dimasak. Kecuali beras dan telur, yang memang bisa disimpan lebih lama,” pungkasnya.
Program Makanan Bergizi di Kolaka diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas gizi anak-anak, tetapi juga memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat setempat melalui pemanfaatan hasil pertanian dan perikanan lokal. (rul/nov)