
![]() |
Rapat Dengar Pendapat di Aula Lantai II Kantor DPRD Kabupaten Kolaka, Senin (6/10/2025). | Foto: Hasrul |
KOLAKA -- Baru baru ini, Kabupaten Kolaka diketahui mengalami inflasi akibat tingginya harga kebutuhan bahan pokok di sejumlah pasar tradisional. Hal ini disebabkan oleh maraknya aksi Tenaga Kerja Asing (TKA) di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara yang secara langsung dan terus menerus melakukan transaksi jual beli kepada pedagang di pasar tradisional. Bukannya seratus persen menguntungkan bagi warga khususnya pedagang di pasar, namun melonjaknya harga tersebut justru menimbulkan masalah baru, lantaran harga bahan yang biasaya dibeli oleh para TKA jauh lebih mahal dibanding daya beli masyarakat umum.
"Ini tidak boleh dibiarkan. tidak boleh ada TKA yang secara langsung belanja di pasar tradisional maupun di toko toko, karena setiap perusahaan itu sudah ada vendor atau pihak ketiga yang menangani pengadaan bahan maupun barang yang dibutuhkan oleh perusahaan. Masalahnya, daya beli para TKA itu cukup tinggi, sementara daya beli masyarakat Kolaka relatif lebih rendah. Akibatnya masyarakat kesulitan membeli dengan harga yang dipatok oleh pedagang," kata Firlan Muharram Alimsyah, Anggota DPRD Kabupaten Kolaka, kepada Info Viral Kolaka, senin (6/10/2025).
Firlan bilang, sebenarnya melonjaknya harga bahan pokok di pasaran, disatu sisi telah menguntungkan para pedagang, namun di sisi lain menyulitkan daya beli di tingkat masyarakat.
"Inimi yang disebut dengan Inflasi. Inflasi itu adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu, yang menyebabkan daya beli uang menurun. Kenaikan harga ini terjadi secara luas, bukan hanya pada satu atau dua barang saja, dan berlangsung secara berkelanjutan sehingga kebutuhan hidup masyarakat membutuhkan lebih banyak uang," kata politisi muda partai PKS ini.
Dari data yang diperoleh, inflasi di Kolaka saat ini meningkat mencapai 0,8 hingga 0,9 persen dari sebelumnya.
(rul/val)