KOLAKA — PT Vale IGP (Indonesia Growth Project) Pomalaa akhirnya memberikan penjelasan resmi terkait banjir yang melanda tiga tempat di Kabupaten Kolaka, pada Senin (10/11/2025) baru-baru ini.
Tiga tempat dimaksud adalah area persawahan di Desa Oko-Oko Kecamatan Pomalaa dan Desa Lamendai Kecamatan Tanggetada, serta Daerah Aliran Sungai (DAS) Desa Huko-huko, Kecamatan Pomalaa.
Melalui Head of Corporate Communication PT Vale Indonesia Tbk, Vanda Kusumaningrum, perusahaan menegaskan komitmennya terhadap keterbukaan informasi dan pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab.
Dalam pernyataannya, Vanda menegaskan bahwa PT Vale menjunjung tinggi kebebasan berpendapat serta peran pers sebagai bagian dari demokrasi.
Ia menambahkan bahwa kritik dan masukan publik merupakan hal penting selama disampaikan secara beretika dan sesuai koridor hukum.
Belum Produksi, Tapi Pengawasan Lingkungan Sudah Dijalankan
Meski proyek Vale di Pomalaa masih dalam tahap konstruksi, perusahaan memastikan bahwa standar ESG (Environmental, Social, and Governance) telah diterapkan sejak awal.
Pantauan kualitas air dan udara, katanya, dilakukan secara berkala bersama otoritas terkait untuk memastikan ekosistem lokal tetap terjaga.
“Kami menerapkan standar internasional ESG untuk memastikan proyek memberi kontribusi bagi manusia, lingkungan, dan kemakmuran bersama,” ujar Vanda.
Soal Banjir: Intensitas Hujan Ekstrem Jadi Faktor Utama
PT Vale menyampaikan empati kepada warga terdampak banjir. Menurut hasil pemantauan awal tim lapangan, curah hujan yang sangat tinggi menyebabkan air di Sungai Oko-oko meluap.
Demikian pula yang terjadi di DAS Desa Huko-huko, pocket pond meluap hingga tidak mampu menahan volume air.
“Ini bukan kondisi yang diinginkan. Kami berkomitmen menjalankan kaidah pertambangan yang baik agar dampak lingkungan bisa diminimalkan,” jelas Vanda.
Perusahaan menyebut telah melakukan langkah cepat, termasuk:
- Perbaikan dan pengendalian aliran air
- Pemantauan intensif di titik-titik sampling Sungai Oko-Oko dan DAS Huko-Huko
- Pendataan potensi dampak bagi persawahan dan tambak warga
- Koordinasi dengan masyarakat dan dinas terkait
Terbuka untuk Pemeriksaan & Masukan Publik
PT Vale menegaskan siap bekerja sama dengan warga, pemerintah daerah, hingga lembaga pengawas untuk memastikan penanganan banjir dilakukan secara objektif dan menyeluruh.
Vanda juga menekankan bahwa seluruh dokumen lingkungan perusahaan, termasuk AMDAL, RKL, dan RPL disusun melalui proses konsultasi publik sebagai bentuk transparansi.
Perusahaan menutup pernyataannya dengan menegaskan kembali komitmen terhadap GCG (Good Corporate Governance) dan keberlanjutan sebagai pondasi utama operasi jangka panjang di Kolaka.
“Kami akan terus memberikan informasi yang jelas dan dapat diverifikasi. Masukan konstruktif dari masyarakat sangat kami hargai,” tegasnya. (nov)
