
![]() |
Forum Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025, di Jakarta, Jumat (10/10/2025). |
JAKARTA– Indonesia kembali mencuri perhatian dunia lewat forum Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2025, yang berlangsung di Jakarta, Jumat (10/10/2025).
Dalam sesi khusus yang digelar oleh PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), para pemimpin nasional dan global membahas peran strategis Indonesia sebagai pusat mineral kritis dunia — terutama nikel dan tembaga yang menjadi tulang punggung transisi energi bersih.
Sesi diskusi bertajuk “Indonesia at the Epicenter of Critical Minerals: Nickel, Copper, and the Global Energy Transition”ini menghadirkan tokoh-tokoh penting, di antaranya: Bernardus Irmanto (Presiden Direktur & CEO PT Vale Indonesia), Dr. Ing. Tri Winarno (Dirjen Minerba Kementerian ESDM), David Wei (General Manager Huayou Indonesia), Tom Malik (Head of Corporate Communications PT Merdeka Copper Gold Tbk), dan Rebecca Burton (Deputy Director, Initiative for Responsible Mining Assurance / IRMA).
CEO PT Vale, Bernardus Irmanto, menegaskan bahwa Indonesia memiliki posisi strategis dalam rantai pasok global.
“Mineral kritis seperti nikel dan tembaga adalah fondasi transisi energi dunia, dan Indonesia berada di pusatnya,” ujarnya.
Ia menegaskan, PT Vale berkomitmen memenuhi kebutuhan dunia akan mineral tersebut secara bertanggung jawab dan berkelanjutan — dengan menjunjung tinggi transparansi, pemberdayaan masyarakat, dan perlindungan lingkungan.
Sementara itu, Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Dr. Tri Winarno, menegaskan pentingnya keseimbangan antara hilirisasi industri dan perlindungan lingkungan.
“Kita harus mendorong pertumbuhan tanpa mengorbankan keberlanjutan. Melalui inovasi dan kolaborasi, Indonesia akan memperkuat kepemimpinannya dalam transisi energi global,” ujarnya.
Dari sisi industri, David Wei dari Huayou Indonesia menekankan pentingnya kemitraan jangka panjang.
“Keberlanjutan bukan lagi pilihan, tapi ukuran kredibilitas global. Kolaborasi kami dengan PT Vale adalah bukti bahwa pertambangan bisa berjalan seiring dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan,” katanya.
Sementara Tom Malik dari PT Merdeka Copper Gold Tbk menyoroti pentingnya standar ESG dalam setiap ekspansi tambang tembaga di Indonesia.
“Kami memastikan pertumbuhan selaras dengan perlindungan air, keanekaragaman hayati, dan keterlibatan masyarakat,” ujarnya.
Apresiasi Dunia untuk Langkah PT Vale
Dari lembaga internasional, Rebecca Burton dari IRMA memberikan apresiasi atas langkah PT Vale sebagai perusahaan tambang pertama di Indonesia yang menempuh sertifikasi IRMA — standar keberlanjutan pertambangan global yang diakui dunia.
“Kepemimpinan Indonesia dalam mineral kritis menunjukkan bahwa pertumbuhan dan tanggung jawab bisa berjalan seiring. Nikel dan tembaga Indonesia kini diakui sebagai hasil tambang yang dikelola secara transparan dan bertanggung jawab,” ungkapnya.
Menutup sesi tersebut, Bernardus Irmanto menegaskan bahwa kepemimpinan Indonesia di sektor mineral tidak hanya diukur dari volume produksi, tetapi dari nilai dan standar yang dijunjung.
“Kami percaya, potensi sejati Indonesia terletak pada kemampuannya memimpin dengan standar. Setiap ton nikel yang kami hasilkan adalah kontribusi untuk masa depan yang lebih bersih, adil, dan berkelanjutan,” tutupnya. (IVK)