
PANGKALPINANG, – Lebih dari sekadar angka Rp300 triliun yang menganga, kasus korupsi tata niaga timah di Bangka Belitung adalah tragedi kemanusiaan yang merenggut masa depan generasi, merusak lingkungan hidup, dan menggerogoti sendi-sendi perekonomian daerah.
Di tengah pusaran kasus yang menyeret sejumlah nama, Dewan Pimpinan Pusat Corruption Investigation Committee (CIC) tampil sebagai suara lantang yang menuntut keadilan sejati. Mereka tak hanya menyoroti para pelaku lapangan yang telah ditangkap, tetapi juga membidik para “bos timah” ilegal yang masih bebas berkeliaran, diduga dilindungi oleh jaringan kekuasaan yang korup.
CIC meyakini bahwa kasus ini adalah puncak gunung es dari praktik tambang ilegal yang telah lama merajalela di Babel. Mereka menduga ada keterlibatan oknum legislatif daerah hingga pusat, oknum pejabat di Babel, serta oknum aparat penegak hukum (APH) yang menjadi backing para “bos timah” tersebut.
“Kami menduga ada gurita yang sangat besar di balik kasus ini. Para ‘bos timah’ ini tidak mungkin beroperasi sendirian. Pasti ada oknum-oknum yang melindungi mereka, yang memberikan backingan agar mereka bisa terus mengeruk keuntungan haram,” ujar Ketua Umum CIC, Raden Bambang, dengan nada geram.
Raden Bambang pun tak segan menyebut sejumlah nama yang diduga terlibat dalam jaringan timah ilegal ini.
“Sekarang bernyalikah pihak Jaksa Agung mengadili mereka yang berlindung di balik baju seragam, serta pembacking Bos Timah ilegal, seperti Ahon, Athiam dan Agat? Kami minta jangan masuk angin!” tegasnya, menantang Kejagung untuk membuktikan komitmennya.
CIC mendesak Kejagung untuk tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga melakukan investigasi mendalam untuk membongkar seluruh jaringan timah ilegal, termasuk aliran dana haram yang dihasilkan.
Mereka juga meminta agar aset-aset para pelaku korupsi timah disita dan dikembalikan kepada negara untuk memulihkan kerusakan lingkungan dan membantu masyarakat Babel yang terdampak.
“Kami ingin melihat Kejagung benar-benar serius dalam menangani kasus ini. Jangan hanya menangkap ikan teri, tapi tangkap juga ikan hiunya. Jangan hanya menyita aset yang kecil, tapi sita juga aset yang besar, termasuk aset yang disembunyikan di luar negeri,” tegas Bambang.
CIC juga menyoroti kondisi perekonomian Babel yang terpuruk akibat praktik tambang timah ilegal. Mereka menilai bahwa pemerintah daerah gagal mengatasi masalah ini dan justru terkesan membiarkan praktik ilegal tersebut terus berlanjut.
“Masyarakat Babel saat ini sangat menderita. Perekonomian Babel hancur, lingkungan hidup rusak, dan masa depan generasi muda terancam. Pemerintah daerah seharusnya bertindak tegas untuk mengatasi masalah ini, bukan malah membiarkannya,” ujar Bambang.
CIC pun mendesak Presiden Prabowo untuk turun tangan langsung mengatasi masalah di Babel.
Mereka menilai bahwa intervensi dari pemerintah pusat sangat dibutuhkan untuk memulihkan kondisi Babel dan memastikan keadilan ditegakkan.
“Kami berharap Presiden Prabowo bisa memberikan perhatian khusus kepada Babel. Kami percaya bahwa Presiden Prabowo memiliki komitmen yang kuat untuk memberantas korupsi dan memulihkan ekonomi daerah. Kami berharap Presiden Prabowo bisa mengirimkan tim khusus ke Babel untuk melakukan investigasi dan mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku korupsi timah,” tegas Bambang.
CIC juga mengajak seluruh masyarakat Babel untuk bersatu melawan praktik tambang ilegal dan korupsi. Mereka menilai bahwa perubahan hanya bisa terjadi jika ada partisipasi aktif dari masyarakat.
“Kami mengajak seluruh masyarakat Babel untuk berani berbicara, berani melawan, dan berani menuntut keadilan. Jangan takut kepada siapapun. Kita harus bersatu untuk menyelamatkan Babel dari kehancuran,” pungkas Bambang.
Kasus korupsi tata niaga timah di Babel bukan hanya sekadar kasus hukum, tetapi juga ujian bagi penegakan hukum di Indonesia.
Akankah Kejagung mampu membuktikan komitmennya dalam memberantas korupsi, ataukah para “bos timah” ilegal akan terus melenggang bebas dan merampok kekayaan negara? Akankah pemerintah pusat mampu memulihkan kondisi Babel dan memberikan harapan baru bagi masyarakat? Waktu akan menjawabnya. Namun, satu hal yang pasti: CIC akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas dan memastikan keadilan ditegakkan.(NH)